CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 28 Februari 2013

TEKNOLOGI INFORMASI

PERBEDAAN BLOG DAN WEBSITE
1.   Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs atau link yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain yang tempatnya berada dalam World Wide Web (WWW).
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). 
2.   Blog 
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

PENGERTIAN BLOG

Blog merupakan singkatan dari "web log" adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blog

Create your own website for free:
http://www.webnode.com



PENGERTIAN DOMAIN


Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di jaringan komputer ataupun internet. Fungsi Domain adalah untuk mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai IP address. Nama domain ini juga dikenal sebagai sebuah kesatuan dari sebuah situs web seperti contohnya "wikipedia.org". Nama domain kadang-kadang disebut pula dengan istilah URL, atau alamat website.

BEDA GB dan Bb ( kb dan KB )
Besaran / satuan yang dijelaskan diatas erat kaitannya pada saat kita melakukan kegiatan transfer data pada komputer, dari dua besaran tersebut memiliki definisi yang berbeda adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
Perkenalan : K = 1024; k=1000; B=Bytes; b=bits Filesize (Berapa besar file dalam komputer) biasanya disebut dengan nama “kilobytes”, “megabytes” dan “gigabytes”. Dalam perhitungan ini (binary, tapi bukan transfer data) menggunakan “K” (huruf gede) adalah representasi dari 1024.
Contoh perbandingannya :
  • 1 KB (one KiloByte) = 1024 Bytes
  • 1 MB (one MegaByte) = 1024 KiloBytes
  • 1 GB (one GigaByte) = 1024MegaBytes
Untuk data transfer biasanya diistilahkan dengan bits. dalam bits rate perbandingannya seperti berikut ini :
  • 1 kbps = 1.000 bits per second
  • 1 Mbps = 1.000.000 bits per second
  • 1 Gbps = 1.000.000.000 bist per second
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGV7T-AucNygFQHNi2mxqd_9ghkieB2wiXFJ4F7zuj8CYHEs7yquwEcviLbVXoPHJzX0PwJR0jXHiCDw4kajwii1IdrLd6tNSYqlhSQ4DIUno_cOjCxAKo78t6DSLaGx1ETAHIXTg8_l8/s400/tabel-3.jpg
contoh :
Gigabit Ethernet [1000Base-T] brarti bisa transfer data sampe 1000 mbps (1 gbps) 10Base-T dapat melakukan transfer data 10 mbps SATA II (SATA-300) untuk komunikasi Serial ATA sampai 3 gbps
bits and Bytes: 1 Byte = 8 bits; kbps* 0.1220703125 = KB/sKarena ada 8 bits dalam Bytes, untuk memperoleh bits-rate (speed) dari bytes, kita harus mengalikan total Bytes dengan angka 8.
Untuk dapat nilai KB/s dari bit rates, kita harus membagi total bits dengan 8, kemudian bagi dengan 1024
Untuk convert KB/s ke kbps (bit rates dari nilai Bytes ) persamaannya adalah sebagai berikut : KiloBytes * 1,024 = total Bytes
total Bytes * 8 = bits
berikut table nya :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgykq9UqQwgdKvIFVLKJlDVPJGDBPOjkQZbEZ3jjwpDQQ7DDnRNxMySBwxaO1rVWZHNNms6161KVecUYDUNOoCGT1ekfExEVd484uBE0B2m_9MGaxMeWG3-_0TTxYxe9hRIcD20L9VyFU/s400/tabel-1.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbHjnaP5x6IiEEuZO5Qm4EmsGxS1opGihyphenhyphentlgrMGJqiJCq3GxuKhFfgi1kjyD7mj1z3AshCPAjEOAdUPNqQdNm6Z-b5mzIbUdXZEg-YY4xS1WFlpOi4zBLKg19-jtkGG8u0QYa1b6dR1s/s400/tabel-4.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvehNVNxQjcAjtwdhlGE6SnRmE5nRlBjts68dXb3CF_z80k5S02960VgI8_ogY3B0SLC9z0V6ihiMlNyotcmj_Mf9Gq3M2lZWbkI2Jukuoej7DG2_iwSxoCOLXK03J-VyAbjtH-cgEO1E/s400/tabel-22.jpg

Berikut contoh perhitungan sistem kuota BW :
Kita asumsikan kita berlangganan pada suatu ISP dengan Pola kuota.
Misal kita memperoleh kuota :1 GB / bulan dan kita asumsikan BW kita Full 384 kbps.
Kuota tersebut kita geber dengan mendownload maksimal, maka akan diperoleh perhitungan kurang lebih seperti ini :
1 GB * 8 = 8 GB = 8000.000 kb
8000.000 kb/384 kbps = 20.833 sec
20.833 sec/60 = 347.222 minutes
347.222 min/60 = 5,78 jam
Jadi dengan langganan kuota 1 GB, maka dalam 5,78 jam kuota kita akan habis, dan kelebihan pemakaian kuota kita akan dihitung per KB biasanya… jadi silahkan diperkirakan berapa kita akan membayar tagihan dengan kuota 1 GB.

Senin, 25 Februari 2013

PHP


Nyakittin sih,Tapi…

Hay sobb, kena korban php atau pemberi harapan palsu emang nyakittin dan bikin galau, tapi menurut ku mending di php daripada di putusin pacar hehehe. Virus-virus php emang mulai membahana apalagi di era gomballisasi  ini untuk itu kita kudu berhati-hati terutama kaum hawa. Jangan mudah deh kena rayuan gombal cowo-cowo!. “saya sendiri juga pernah tu di php, yang ternyata si dia udah punya pacar”.  Hiks-hiks , nyakittin emang jadi korban php, tapi  ngga ada salah nya kita move on,”melepaskan yang baik untuk mendapatkan yang terbaik”. Bener ngga tuh

Jurnal TRAUMA VERTEBRA CERVICAL (805)

Download My Jurnal

TRAUMA VERTEBRA CERVICAL (805)
Tujuan utama dari management trauma vertebra adalah :
1.  (Stabilitas vertebra bebas nyeri) Painless stable spine.
2.  Mencegah komplikasi pada medula spinalis.
Gangguan stabilitas ada 2 macam
1.  Gangguan stabilitas permanent :
Bila lesi atau kerusakan lewat diskus atau jaringan lunak. Dalam hal ini perlu mutlak untuk dilakukan stabilisasi anterior, posterior atau kombinasi anterior & posterior terganutng dari kerusakannya.
2.  Gangguan stabilitas temporer :
Kerusakan lewat komponen tulang, tindakan konservatif kecuali ada pendesakan fragmmen ke spinal canal yang mneimbulkan spinal canal enroachment dengan “neorologic deficit” /o:p>
a. Penangan cidera acut cervical tanpa gangguan neurologis.
1.     Cervical sprain derajat I & II oleh karena whiplash injury.

Plain foto cervical AP/Lat tidak tampak kelainan

Pasang collar brace ± 6 mg
Ulangan dinamic foto setelah 3-6 mg post trauma
Untuk melihat adanya chronic instability

Kriteria untuk melihat adanya instability secara radiologis
a.     Dislokasi facet > 50%
b.     Loss of paralelisme dari facet joint
c.      Vertebrae body angles > 110 pada posisi flexi
d.     Widening interspinosus space
e.      Pelebaran ADI (Atlanto Dental Interval) > 3,5 masing-masing pada dewasa dan > 5 masing-masing pada anak-anak.











Catatan :
X-ray dynamic dikerjakan dnegna image intensifier atau dengan hati-hati memflexikan leher penderita dan dibuat foto polos lateral pada vertebrae cervicalis (dikerjakan oleh yang berpengalaman).

f.       Pelebaran body mass CI terhdap corpus cervical II (axis) > 7 masing-masing pada foto AP
3.     Dislokasi cervical spine
-               Sebaiknya dilakukan emergency closed reduction dengan atau tanpa anaesthesia, dianjurkan tanpa anaesthesia cukup dengan premedikasi.
Keuntungannya : masih ada kontrol otot-otot leher yang dapat mencegah over stretching dari spinal cord.
-               Reposisi dilakukan dnegan pertolongan image intensifier proyeksi lateral. Bila fasilitas tidak ada, sebaiknya dikerjakan gradual traksi dengan pemasangan crutch field dengan bnadul bertahap dan kontrol x-ray proyeksi lateral.
SURGERY :
Tujuan stabilisasi :
1.     Stabilisasi mutlak diperlukan untuk mencegah kerusakan spinal cord akibat instability
2.     Pada kondisi yang stabil, penyembuhan jaringan lunak akan lebih baik
Indikasi operasi :
-         Instability (C.I < 2)
-         Spinal canal enroachment > 30%
-         Neurologic deficit (complete/incomplete)
Waktu operasi : dianjurkan urgent dalam periode 24-48 jam bukan emergency (6-8 jam) atau late lebih 1 minggu post trauma.
Surgical approach :
-   Anterior untuk : herniasi diskus dan burst fracture yang menimbulkan canal enroachment tanpa posterior ligamentum instability
-   Posterior untuk : bilateral facet dislocation yang disertai putusnya posterior ligament complex.
3. Fracture of the atlas (JeffersonÂ’ fractures) (805.01)
a.           MOI : axial loading : menghasilkan bursiting fracture os atlas dengan displacement fragment secara sentripetal.
b.           Sign & symptoms :
- Nyeri leher bagian atas atau occipital neuralgia dan torticolis
-               Kadang-kadang tidak dapat mempertahankan kepala dalam posisi tegak (sense of instability) kepala ditopang dengan kedua tangan
-               Deficit neurologis sangat jarang terjadi oleh karena terdapat disporporsi yang besar antara spinal cord  dan spinal cana l pada cervical bagian atas.
-               Bila terdapat kelumpuhan biasanya dalam bentuk pentaplegia yang berakibat fatal dan penderita tidak sempat masuk rumah sakit.
c.            Diagnostik :
-               Foto standard AP (open mouth view) terjadi displacement body mass
-               Foto lateral : fraktur dari arcus posterior
-               CT-scan
d.           Therapy :
-               Konservatif dengan minerva jacket atau halo traction selama 3 bulan.
-               Operatif : bila disertai denagn ruptur ligamnet transversum   dilakukan stabilisasi posterior dengan posterior fusion antara occipital, vertebrae cervical 1 & vertebral cervical 2
-               Rupture ligamen : transversum bisa dilihat padafoto AP terdapat “lateral displaceme nt dari body mass CI terhadap C2 > 7 masing-masing.
4. Fracture os odontoid 805.02 (3)
a.     MOI : kejatuhan benda berat dikepala kil
b.     Sign & symptoms :
-               Nyeri pada setiap pergerakan leher
-               Nyeri pada leher bagian belakang : occipital neuralgia
-               Torticolis dan occipito cervical instability
-               Neurologic deficit akibat ternagsangnya n. occipitalis mayor dan menimbulkan occipital neuralgia atau rasa tebal pada daerah occipital
-               Penyulit : pentaplegia akibat penekanan batang otak oleh odontoid        berakhir dengan kematian.
c.      Diagnostik :
-               Foto proyeksi AP / lat
-               Tomografi AP/lat
-               Kalau perlu dikejakan dinamic x-ray untuk memastikan ada tidaknya instability
Pada proyeksi lateral : terjadi instability bila ADI > 3,5 mm pada dewasa, ADI > 5 mm pada anak-anak.
Pada foto proyeksi open mouth menurut Anderson & Alanzo dibagi 3 type :
Type I : fracture diujung odontoid
Type II : fracture dibasis odontoid : paling sering terjadi non union
Type III : fracture ditubuh C2 (body of C2) (805.02) (8)
d.     Therapy :
-               Konservatif : immobilisasi dengan crutch field, kemudian dilanjutkan dengan minerva jacket selama 2-3 bulan.
-               Operatif : bila terdapat instability C1 & C2
5. Traumatic spondylolisthesis of the axis (HangmanÂ’s fracture) (805.02) (1)
a.     Definisi :
Fraktur dislokasi pedikel vertebrae C2
b.     MOI :
Axial loading pada posisi extensi cervical putusnya part, inter articular VC2 putusnya anterior longitudinal ligament robeknya diskus anterior C2 & C3 serta pelebaran part, interarticular & pergeseran ke posterior instability
c.      Diagnostik :
Foto proyeksi lateral : terdapat fraktur part interarticularis dengan subluksasi anterior dari VC1 dan body vertebrae C2 terhadap C3.
d.     Therapy :
-         pada type I & II (stabil) dapat konservatif dengan minerva jacket, four boster brace atau halo cast selama 8-12 mg.
-         Pada type III dimana terjadi dislokasi terhadap C3 dilakukan operatif denagn stabilisasi interval.
6. Lower cervical spine injury (VC3 Â 7) (805.03-805.07)
a. MOI : - axial loading    fracture kompresi p>
-   hyperflexi
-   whiplash injury (extensi & diikuti flexi)
-   distraksi & rotasi
b. Type fracture :
-   Type vertikal
-   Type kompresi
-   Unilateral facet dislokasi
-   Bilateral facet dislokasi
-                                             Tear drop
-   Â“clay schoveler” fracture /o:p>
c. Sign & Symptom
-   Nyeri leher pasca trauma, kaku leher dan gangguan pergerakan oleh karena spasme otot-otot pada vertebral.
-   Bila terdapat lesi spinal cord, antara lain :
·        anterior cord syndrome
·        brown sequard syndrome
·        complete transection
·        central cord syndrome
d. Diagnostik :
Tidak jelas
 
- Foto cervical standard AP/lat

Terdapat instability bila :
 
Dynamic cervical proyeksi lateral

·        displacement facet joint > 50%
·        loss of paralelisme dari facet joint
·        vertebrae body angle > 110
·        pelebaran interspinosus
·        
Bila tidak jelas
 
pergeseran vertebrae body ke anterior > 3,55 mm

Tidak jelas
 
Tomogram


CT-scan dengan atau tanpa kontras
MRI
3 TD (tri dimentional tomogram)
e.      Therapy :
- stabil misal pada tepy kompresi   Â Â Â Â Â Â  koservatif dengan              collar brace minerva jacket 8-12 mg.
Harus dievaluasi radiologis agar tidak timbul kyphosis deformity
              < static & neurologis
- operatif : pada type kompresi dengan kyphosis pada dislokasi.
7. Dislokasi cervical bawah
a. MOI : sering pada “whiplash       terjadi robekan komponen posteio mplex & herniasi discus.
b. Sign & Symptom :
-         Nyeri leher yang menjalar kebahu dan kedua lengan pergerakan leher terbatas oleh karena spasme otot-otot paravertebral
-         Kelumpuhan keempat anggota gerak oleh karena penekanan atau penyempitan spinal canal atau herniasi discus
-         Gangguan dapat berupa :
·        brown sequard misal pada unilateral facet dislokasi.
·        Anterior facet syndrome
·        Complete transection
·        Central cord syndrome
c. Diagnostik
-         
Bila tidak tampak oleh karena auto reposisi
 
foto standard cervical AP/lat

-         dynamic lateral atau
-         test white (traksi leher 3-5 kilo dan dikontrol apakah ada “pelebaran interdista l pada foto atau image intensifier proyeksi lateral
-         Myelografi dikerjakan bila ada kecurigaan herniasi diskus
-         CT scan with/without contras
-         MRI
d. Therapy :
-         Mutlak perlu stabilisasi setelah reposisi
-         Posterior stabilisasi & fusi : bila tidak ada herniasi discus
-         Anterior dekompresi dilanjutkan posterior fusi dan stabilisasi bila ada herniasi discus
-         Tidak pernah dilakukan laminectomy
e. Revaliditas :
- Cidera cervical dengan neurologic deficit diatas segmen thoracal akan terjadi gangguan sistem sympatis

Harus diperhatikan sistem respirasi, pencernaan, urogenital, kulit dan masalah kejiwaan.

Multidisplinier approach
f. Prognosa :
- Baik bila : type stabil tanpa gagguan neurologis incomplete neurology deficit pada brown sequard & central cord syndrome
- Jelek bila complete transection & anterior cord syndrome


Kepustakaan
1.     Bucholz, RW. et al : Orthopaedic Decision Making, Toronto BC, Decker, 1894
2.     Prijambodo B. : Penatalaksanaan Cedera Cervical, MOI Vol. 21 No. 2 Des. 92, p. 55-67